W. Rumahlewang, SP.MP
(Jurusan BDP, Faperta – Unpatti)
Budidaya tanaman pisang tak lepas dari berbagai kendala, terutama serangan hama dan panyakit yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan hasil baik kualitas maupun kuantitasnya. Berikut ini akan dipaparkan penyakit-penyakit penting pada tanaman pisang dan cara pengendaliannya yang diharapkan dapat sebagai bahan informasi bagi petani di lapang.
1. Layu Fusarium (Fusarium oxysporium f.sp cubense)
Gejala :
Pada tepi-tepi daun paling bawah berwarna kuning tua lalu menjadi coklat dan mengering. Tangkai daun patah di sekeliling batang palsu dan kadang-kadang lapisan luar batang palsu terbelah dari permukaan tanah.
Gejala khas adalah gejala dalam. Jika pangkal batang dibelah membujur, terlihat garis-garis coklat atau hitam menuju semua arah, dari batang ke atas melalui jaringan pembuluh ke pangkal daun dan tangkai.
Pengendalian :
Tidak menanam jenis yang rentan di lahan yang terinfestasi patogen dan hanya menanam bahan tanaman/anakan yang sehat.
Tanaman yang sakit beserta tanah di sekelilingnya dibongkar dan dikeluarkan dari kebun.
Memelihara tanaman dengan hati-hati untuk mengurangi terjadinya luka-luka pada akar dan mengendalikan nematoda dengan nematisida.
2. Bercak Daun Cercospora (Mycosphaerella musicola)
Gejala :
Gejala pertama tampak jelas pada daun ke-3 dan ke-4 dari pucuk sebagai bintik-bintik memanjang, berwarna kuning pucat dengan ukuran panjang 1-2 mm atau lebih, arahnya sejajar dengan tulang daun. Sebagian dari bintik-bintik tersebut berkembang menjadi bercak berwarna coklat tua sampai hitam, jorong atau bulat panjang, yang panjangnya 1 cm atau lebih, lebarnya kurang dari sepertiga panjangnya.
Pada daun yang lebih tua pusat becaknya mengering, berwarna kelabu mudah dengan tepinya berwarna coklat tua dan dikelilingi oleh halo berwarna kuning cerah.
Pengendalian :
Tidak mengusahakan pisang secara komersial di lahan miskin. Kesuburan tanah harus dipertahankan dengan pemupukan yang tepat.
Untuk mengurangi sumber infeksi daun-daun mati di sekeliling pohon dipotong dan dibakar.
Jika dirasa perlu tanaman dapat disemprot dengan mankozeb (Dithane M-45) atau propineb (Antracol).
3. Bercak Daun Cordana (Cordana musae)
Gejala :
Mula-mula timbul becak-becak jorong atau bulat telur, kadang berbentuk berlian, kemudian membesar dan berwarna coklat pucat, dengan tepi yang berwarna coklat kemerahan, dikelilingi halo berwarna kuning cerah.
Seringkali becak tampak bercincin-cincin, dan dapat terbentuk di sekeliling becak sigatoka. Becak dapat menjadi besar sekali, bahkan dikatakan bahwa panjangnya dapat mencapai 10 cm.
Bila yang terinfeksi tepi daun, becak dapat berbentuk sabit, yang kemudian dapat memanjang menjadi coreng berwarna coklat pucat, yang dapat meluas sampai ibu tulang daun.
Pengendalian :
Tidak menanam pisang di bawah naungan yang lebat dan tidak menanam pisang terlalu rapat.
Jika diperlukan becak daun Cordana dapat dikendalikan dengan fungisida seperti yang dipakai untuk becak daun Cercospora.
4. Burik (Cladosporium musae, Periconiella musae, Veroneae musae, dan Phaeoramularia musae)
Gejala :
Gejalanya berupa becak-becak kecil pada daun, berwarna coklat tua sampai hitam, yang mengumpul dengan jarak yang hampir sama. Masing-masing becak adalah sebesar kepala jarum. Pada daun tua becak dapat bersatu membentuk becak yang besar.
Burik lebih jelas terlihat pada sisi atas daun.
Pengendalian :
Pada umumnya penyakit burik tidak perlu dikendalikan. Namun jika nanti terasa merugikan, perlu diusahakan untuk mengurangi peneduhan (karena pohon-pohon) dan penanaman jangan terlalu rapat.
5. Antraknosa (Colletotrichum musae)
Gejala :
Mula-mula terjadi becak-becak klorosis berwarna putih kekuningan, yang bagian tengahnya berwarna coklat. Bercak berkembang memanjang, searah dengan tulang daun dan menyatu menjadi besar dan akhirnya daun mengering.
Pada buah terdapat bagian-bagian yang berubah dari hijau menjadi kuning, kemudian menjadi coklat tua atau hitam dengan tepi berwarna kuning. Pada permukaan kulit buah yang sudah berwarna hitam/membusuk timbul bintik-bintik merah kecoklatan yang terdiri dari kumpulan aservulus jamur tersebut. Buah yang sakit menjadi keras dan dapat menjadi kering dan berkeriput (mumifikasi).
Disimpanan, timbul becak-becak kecil berwarna coklat kehitaman dengan tepi kebasah-basahan pada buah. Becak-becak tersebut dapat membesar atau bersatu dan agak mengendap.
Pengendalian :
Tanaman pisang dibersihkan dari daun-daun mati dan sisa-sisa bunga.
Sehabis dipotong buah-buah segera diangkut ke ruang pemeraman atau ke gudang. Ruang pemeraman dan gudang dijaga kebersihannya.
Menangani buah dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak luka.
Jika buah perlu dicuci, pencucian dilakukan dengan air mengalir dari sumber yang bersih dan Jika sekiranya diperlukan, setelah dipetik buah disemprot atau dicelup dengan cairan fungisida.
6. Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum)
Gejala :
Biasanya gejala pada tajuk (mahkota) baru tampak setelah timbulnya tandan buah. Mula-mula satu atau dua daun (nomor 3 atau 4 dari daun termuda) berubah warnanya tanpa menunjukkan perubahan-perubahan lain. Dari ibu tulang daun keluarlah garis kekuningan ke tepi daun. Keadaan ini dapat berlangsung lama sampai buah hampir menyelesaikan proses pemasakannya. Tetapi mendadak keadaannya menjadi kritis. Dalam jangka waktu satu minggu semua daun menguning dan dalam jangka waktu beberapa hari daun-daun tadi menjadi coklat.
Perubahan yang paling khas terjadi pada buah. Mula-mula berkas pembuluh berwarna kuning atau coklat. Perubahan ini meluas ke plasenta dan parenkim buah, bahkan juga ke berkas pembuluh kulit buah. Seluruh badan buah terserang menguning dan isinya terlarut sedikit demi sedikit. Ruang dalam buah terisi cairan seperti lendir berwarna merah kecoklatan.
Pengendalian :
Rumpun yang sakit dibongkar, dibersihkan dari sisa-sisa akar, dan tempat itu baru ditanami dengan pisang kembali 2 tahun kemudian.
Hanya memakai bibit yang diambil dari perdu yang benar-benar sehat.
Melakukan pemupukan dan pemeliharaan yang baik dan memelihara drainase kebun.
Untuk menghindarkan penularan, jika perlu parang didesinfestasi dengan mencelupkannya dalam larutan formalin 10% selama 10 menit.
7. Kerdil Pisang atau Bunchy top (Bunchy Top Virus)
Gejala :
Jika pangkal daun nomor 2 atau 3 dari tanaman yang dicurigai dilihat permukaan bawahnya dengan cahaya menembus, tampak adanya garis-garis hijau tua sempit yang terputus-putus dalam garis pendek atau titik seperti kode morse, terdapat diantara dan sejajar dengan tulang daun sekunder. Kadang-kadang tulang daun menjadi jernih. Sebagai gejala pertama terjadinya infeksi, pada cuaca yang sejuk tulang daun yang menjadi jernih tadi akan tampak lebih jelas.
Pada tingkat yang lebih jauh daun-daun muda lebih tegak, lebih pendek, lebih sempit dengan tangkai daun yang lebih pendek dari pada biasa, dan menguning sepanjang tepingya. Daun-daun rapuh dan bila dipatahkan akan patah dengan renyah. Tanaman terhambat pertumbuhannya dan daun-daun membentuk roset pada ujung batang palsu.
Pengendalian :
Jangan membawa tanaman pisang atau Heliconia keluar dari daerah yang terjangkit kerdil pisang.
Rumpun yang sakit dibongkar bersih dan dicincang menjadi potongan-potongan kecil. Hanya menanam bibit yang diambil dari rumpun yang benar sehat.
Menyemprot tanaman pisang dengan insektisida sistemik untuk memberantas Pentalonia, khusus di pembimbitan (jika ada).